PEMBERONTAKAN DI/TII
Setelah
Indonesia merdeka, perjuangan bangsa tidak berhenti disitu saja tetapi
perjuangan masih tetap dilakukan untuk menghadapi berbagai permasalahan adanya
pemberontakan di Indonesia. Permasalahan masih terus saja muncul terhadap
pemerintah. Salah satu pemberontakan yang ada di Indonesia adalah pemberontakan
DI/TII yang berlangsung sampai melebar kebeberapa daerah di Indonesia.
Pemberontakan DI/TII ini dilakukan dengan menyerang TNI dan Pemerintah.
Pemberontakan
DI/TII adalah pemberontakan yang meluas kebeberapa daerah Indonesia yang
bermula di jawa Barat yang dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo yang bercita cita
untuk mendirikan Negara Islam di Indonesia.
Ø PEMBERONTAKAN DI/TII di Jawa Barat
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat
dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan
Kartosuwiryo (S.M. Kartosuwiryo). Dalam kehidupan Kartosuwiryo ia mempunyai
cita-cita untuk mendirikan Negara Islam Indonesia. Untuk memujudkan
cita-citanya, Kartosuwiryo mendirikan sebuah pesantren di Malangbong Garut,
yaitu Pesantren Sufah. Pesantren Sufah selain menjadi tempat menimba ilmu
keagamaan juga dijadikan sebagai tempat latihan kemiliteran Hizbullah dan
Sabillah. Dengan pengaruhnya, Kartosuwiryo berhasil mengumpulkan banyak
pengikut yang kemudian dijadikan sebagai bagian dari pasukan Tentara Islam
Indonesia (TII). Dengan demikian, kedudukan Kartosuwiryo semakin kuat.Kartosuwiryo
menyatakan pembentukan Darul Islam (Negara Islam/DI) dengan dukungan TII di
Jawa Barat. Dan Kartosuwiryo tidak mau mengakui tentara RI kecuali mereka mau
bergabung dengan DI/TII. pemerintah pun bersikap tegas untuk menghadapi
pemberontakan ini. Dan mengerahkan operasi militer “Pagar Betis” dari pasukan
kodam siliwangi. Tentara pemerintah menyertakan juga masyarakat untuk mengepung tempat
tempat DI/TII.
Ø Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah
Pemberontakan yang
menyebar
ke daerah Jawa Tengah ini dipimpin
oleh Amir Fatah untuk mengambil alih markas TNI. Amir Fatah ialah seorang komandan
laskar Hizbullah di Tulangan, Sidoarji, dan Mojokerto. Setelah mendapat
pengikut, Amir Fatah kemudian memproklamasikan diri untuk bergabung dengan
DI/TII pada tanggal 23 Agustus 1949 di Desa Pengarasan, Tegal. Amir Fatah
Kemudian diangkat sebagai Komandan Pertempuran Jawa Tengah dengan pangkat Mayor
Jenderal Tentara Islam Indonesia. Selain itu, di Kebumen muncul pemberontakan
DI/TII yang dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai
Somalangu. Kedua gerakan ini bergabung dengan DI/TII Jawa Barat, pimpinan
Kartosiwiryo. Pemberontakan di Jawa Tengah ini menjadi semakin kuat setelah
Batalion 624 pada Desember 1951 membelot dan menggabungkan diri dengan DI/TII
di daerah Kudus dan Magelang.untuk menumpas
pemberontakan ini dilakukan operasi Gerakan Banten Negara oleh Banteng
Raiders(Diponegoro). Pemerintah juga melakukan demobilisasi AUI atau Angkatan
Umat Islam. Dan Tentara RI berhasil menumpas pemberontakan ini.
Ø Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
pemberontakan ini juga terjadi di Sulawesi Selatan.
Pemberontakan DI/TII ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Kahar Muzakkar yang masih
melanjutkan cita cita Kartosuwiryo untuk mendirikan Negara Islam. Sebagai ketua
Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang beranggotakan sekitar 15.000
gerilyawan menuntut pemerintah agar semua anggotanya diangkat menjadi tentara
pemerintah, Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS), dengan nama
Brigade Hasanuddin. Tuntutan ditolak, karena keanggotaan APRIS melalui seleksi.
Penolakan itu mengecawakan, karena yang lolos seleksi justru Andi Aziz dan anak
buahnya yang bekas tentara KNIL. Kekecawaan memuncak ketika Letkol Warouw
diangkat sebagai komandan Korps Cadangan Tentara Nasional (CTN), sehingga Kahar
Muzakkar melarikan diri ke hutan dan memproklamasikan diri sebagai bagian dari
NII pimpinan Kartosuwiryo.Namun pemberontakan ini tidak berlangsung lama karena
Pemerintah melakukan operasi militer untuk menangkap Kahar Muzakkar dan Kahar
Muzakkar pun berhasil ditangkap dan bisa menumpas pemberontakan DI/TII di
Sulawesi Selatan ini.
Ø Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
Pemberontakan masih dilakukan DI/TII di Kalimantan
Selatan yang dipimpin oleh Ibnu Hajar. Pemberontakan ini juga masih untuk
mendirikan Negara Islam di Indonesia. Pemberontakan ini juga tidak berlangsung
lama. Untuk menghadapi pemberontakan ini pemerintah melakukan penangkapan Ibnu
Hajar dengan operasi militer.
Ø Pemberontakan DI/TII di Aceh
Pemberontakan ini juga dilakukan di Aceh yang
dipimpin oleh Kartosuwiryo lagi karena dia masih berkeinginan untuk mewujudkan
Negara Islam. Pemerintah pun untuk mengakhiri pemberontakan ini dengan
menyelenggarakan musyawarah kerukunan Rakyat Aceh.
Gerakan DI/TII secara bertahap dapat dipadamkan.
Operasi militer yang paling lama adalah pengkapan Kartosuwiryo yang baru
memperoleh hasil pada tanggal 14 Agustus 1962. Melalui pengadilan Mahkamah
Angkatan Darat, Kartusowiryo dijatuhi hukuman mati.
#sejarah_DI/TII